Ukuran Pupil Mata Bisa Deteksi Kecerdasan Seseorang

Pupil tak hanya berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke dalam mata, tapi juga mendeteksi kecerdasan seseorang.

Pupil menunjukkan gairah, minat, atau bahkan kelelahan mental seseorang. Pelebaran pupil bahkan digunakan FBI untuk mendeteksi penipuan.

Para ilmuwan di Georgia University of Technology mencoba mencari kaitan antara ukuran pupil dan kecerdasan individu. Mereka menemukan, semakin besar pupil, semakin cerdas seseorang.

Kecerdasan yang dimaksud peneliti diukur dengan tes penalaran, perhatian, dan memori.

“Kami menemukan bahwa perbedaan ukuran pupil pada orang dengan nilai tes kognitif yang tinggi dan rendah dapat dideteksi dengan mata telanjang,” tulis para peneliti, Jason S Tsukahara, Alexander P Burgoyne, dan Randall W Engle, dalam Scientific American.

Peneliti merekrut lebih dari 500 orang di Atlanta, Amerika Serikat, berusia sekitar 18-35 tahun. Pupil peserta diukur menggunakan pelacak mata, saat berisitirahat atau saat menatap layar komputer kosong hingga empat menit. Dengan menggunakan pelacak mata, peneliti menghitung ukuran rata-rata pupil setiap peserta.

Ukuran pupil sendiri mengacu pada diameter lingkaran hitam di tengah mata, yang dapat berkisar dari 2-8 milimeter. Pupil dikelilingi oleh area warna-warni yang dikenal sebagai iris, yang bertanggung jawab untuk mengontrol ukuran pupil.

Pada bagian selanjutnya, peserta menyelesaikan serangkaian tes kognitif yang dirancang untuk mengukur kecerdasan, kapasitas menalar masalah baru, kemampuan memori, dan mengontrol fokus serta perhatian.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa ukuran pupil yang lebih besar berkorelasi dengan kecerdasan dan kontrol perhatian.

Mengapa bisa demikian?

Ukuran pupil berhubungan dengan aktivitas di locus coeruleus yang terletak di batang otak bagian atas. Bagian ini melepaskan norepinefrin, yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan hormon di otak, serta mengatur proses seperti persepsi, perhatian, pembelajaran, dan memori.

Locus coeruleus juga membantu membuat aktivitas di otak jadi sehat, sehingga daerah otak yang jauh dapat bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dan tujuan yang menantang.

“Satu hipotesis adalah bahwa orang yang memiliki pupil lebih besar saat istirahat memiliki regulasi aktivitas yang lebih besar oleh locus coeruleus. Hal ini menguntungkan kinerja kognitif dan fungsi otak keadaan istirahat,” jelas para peneliti dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Cognitive Psychology.

Kendati demikian, para peneliti mengatakan bahwa diperlukan adanya penelitian tambahan untuk memastikan hal tersebut.