3 Penyebab Janin Cegukan dalam Kandungan

Di dalam kandungan, bayi tak cuma bisa menendang. Pada kenyataannya, bayi dalam kandungan juga bisa cegukan.
Cegukan ini juga kerap kali ‘menipu’ para ibu dan disangka sebagai tendangan bayi. Anda mungkin bisa merasakan cegukan ini beberapa kali sehari atau hanya sesekali. Rasanya seperti gerakan kecil yang berirama.

Cegukan bayi ini biasanya terjadi di akhir trimester pertama atau awal trimester kedua.

Sama seperti tendangan janin, cegukan bisa menjadi pertanda baik. Artinya, bayi aktif berkembang di dalam janin.

Setelah minggu ke-32 kehamilan, cegukan janin umumnya akan lebih jarang terjadi setiap hari. Bunda perlu waspada bila cegukan justru terjadi sebaliknya, yakni terus-menerus dan berlangsung selama 15 menit atau terjadi tiga kali atau lebih dalam sehari.

Cegukan biasanya merupakan refleks normal. Namun, bisa terjadi sering dan terus-menerus, terutama di akhir kehamilan, ini bisa menandakan ada masalah di tali pusat bayi.

Berikut beberapa sebab bayi cegukan dalam kandungan

1. Refleks bayi
Selain bernapas, bayi di dalam kandungan akan berlatih menyusu dengan mengisap jempol dan menguap. Semua kemampuan ini juga bisa menyebabkan cegukan pada janin.

2. Sistem pernapasan bayi
Kemampuan bayi untuk cegukan dengan menghirup dan mengeluarkan cairan ketuban adalah pertanda baik. Artinya, diafragma bayi berkembang dengan baik.

Proses ini sebenarnya dimulai sekitar minggu ke-10. Bunda mungkin tidak akan benar-benar merasakan cegukan janin selama beberapa bulan ke depannya.

3. Sistem saraf bayi
Menurut dokter obgyn, Brandi Ring, MD, cegukan janin dapat menunjukkan aktivasi saraf yang mengontrol diafragma. Ini membantu untuk memastikan bahwa otak dan sumsum tulang belakang sedang melakukan tugasnya.

“Dengan kata lain, cegukan janin menandakan bahwa bayi cukup berkembang secara neurologis untuk bertahan hidup di luar rahim,” ujar Ring.